Rabu, 13 Maret 2013

SIMPANG





Oktavia Nurul Hikmah
Mahasiswi fakultas ekonomi dan bisnis
Universits Airlangga


Pada sebuah persimpangan jalan, Fulan merasa bimbang
Riuh dunia tidak membantu, justru semakin mendorongnya
Bukan, bukan pada jalan yang nuraninya menginginkan
Dunia malah mendorongnya pada jalan sesat penuh jerat

“Jangan berpikir menggunakan kacamata onta!
Jangan berbuat dengan kefanatikan yang buta!
Jika kau melanggarnya, kau pasti menjadi pribadi asing
Dalam peradaban canggih yang mendunia”


Fulan membajakan tekad
Fulan menguatkan azzam
Dan dunia semakin riuh saja

Headline yang terpampang di permukaan hatinya mengguratkan
Fulan, si Ekstrimis Jalanan Pengkhianat NKRI!
Fulan, si Pembangkang Demokrasi!
Fulan, si Korban Brain Wash dalam Kajian!

Ah, Fulan sempat oleng
Julukan pengkhianat dan pembangkang itu mengiriskan luka
TAJAM_MENUSUK_PERIH_MEMBEKAS

Namun, beruntunglah ia
Gapaian tangannya bersambut
Fulan tak perlu tergelincir ke dalam jurang
Manusia-manusia putih di sekelilingnya, siap melindungi niatnya

Kini, Fulan telah berdiri tegak kembali  
Ia siap berteriak pada dunia yang kian ricuh
“Inilah aku! Fulan penghancur demokrasi! Fulan pejuang hukum Ilahi!
Dengarkan pengakuanku! Ya benar, aku sepenuhnya telah mengalami brain wash!”

“Pencucian otak dari sampah-sampah busuk KAPITALISME!
Penyapuan bersih dari ideologi utopis SOSIALISME!
Pembersihan total dari penghambaan kepada HUKUM MANUSIA!
Pengurasan 100% dari ide-ide maut DEMOKRASI, LIBERAL, dan HAM!”

“KINI, otakku telah diputihkan, dan siap menerima ajaran-ajaran langit!
SEKARANG, disinilah aku, tegak mengibarkan panji suci Liwa dan Roya!
Kukuh dan mantap mencuci otak-otak manusia yang masih terlena!
Manusia-manusia yang abai pada agenda global kaum kuffar pembenci Islam
Manusia-manusia yang acuh terhadap degradasi kualitas keimanan
Kedua tangan terkepal, siap berPERANG dengan PEMIKIRAN kalian,

T  A  N  P  A     K  E  K  E  R  A  S  A  N  !”

0 komentar:

Posting Komentar